Siapa sih yang ga kenal Singapura, negara pelabuhan yang bersih dan mempunyai disiplin yang ketat, siapapun ingin berkunjung ke sana melihat betapa teraturnya negara tersebut. Belum lagi udara yang bersih bebas polusi serta anti macet membuat kita semakin di manjakan dengan suasa kota yang indah. Singapore 3 hari 2 malam tak lebih dari orchard road atau pulau sentosa yang terkenal itu. Singapore 3 hari 2 malam tentu tak lepas dari cerita MRT yang begitu tepat waktu. Tapi di buku After Orchard kita mengenal singapura lebih dalam lebih dari sekedar 3 hari 2 malam :)
After Orchard sendiri di tulis oleh seorang mahasiswa indonesia yang berkesempatan mendapatkan beasiswa di NTU (Nanyang Technological University) Singapura. Melewati masa 4 tahun di Singapore sebagai mahasiswa memanglah tidak mudah, budaya singapura yang menuntut para masyarakatnya untuk selalu berprestasi yang terkadang berdampak sebuah tekanan tersendiri untuk kaum mudanya. Dengan tekanan yang cukup tinggi dalam hal tersebut maka ga perlu heran bahwa tingkat bunuh diri di singpura untuk kaum mudanya cukup tinggi hingga 400 orang / tahun.
Di Singapura sepertinya masa depan sudah di rencanakan oleh pemerintah sejak dini, siswa siswa yang berprestasi tentu akan mendapat sekolah, universitas serta pekerjaan yang terbaik. Bahkan sepertinya nasib para siswa tersebut memang di tentukan saat mereka lulus SMP, apabila masuk ke Junior Collage (setingkat SMA) maka mereka pasti bisa masuk Universitas. Sebaliknya mereka yang tidak bisa masuk JC tentu kesempatan untuk masuk Universitas sangat kecil bahkan hampir tidak ada. Pemerintah Singapura sendiri tentunya juga tidak main-main dalam memberikan beasiswa bagi para mahasiswa pendatang yang terpilih tentu telah melalui seleksi yang ketat. Kemudian, setelah mereka selesai kuliah mereka bisa bekerja di Singapura dengan gaji yang besar selama 3 tahun untuk kemudian bisa mengajukan izin tinggal tetap dan menikah disini serta mendapatkan keturunan. Tentu saja hasil dari perkawinan tersebut merupakan bibit unggul dari mahasiswa-mahasiswa terbaik itulah yang akan menjadi penerus negara Singapura yang jumlah anak mudanya kian sedikit.
Hal lain yang menjadi kekurangan Singapura adalah angka kaum muda yang semakin sedikit, kebanyakan para kaum muda cenderung sibuk berkarir sehingga lupa untuk menikah. Oleh sebab itu, pemerintah sedang giat-giatnya membuka biro jodoh sehingga warga singapura bisa menikah dan sesegera mungkin memiliki anak. Yuuuppp..anak memang hal yang paling diinginkan oleh pemerintah singapura untuk regenerasi, bahkan pemerintah sendiri memberikan baby bonus bagi para pasangan yang telah menikah dan memiliki anak (ini semacam subsidi dari pemerintah). Tetapi berbeda dengan para karyawan yang memiliki pemikiran lain, bahwa memiliki anak berarti menambah pengeluaran, maklum biaya hidup di singapura memang cukup tinggi *aahh..sungguh berbeda yaa dengan Indonesia yang sedang di galakkan KB. Lucunya, mahasiswa di sana sudah di encourage untuk berpasangan. Ga heran, sistem pembagian lantai asrama di singapura di selang seling antara pria dan wanita agar bisa pacaran dan setelah mereka selesai kuliah dapat berkeluarga dan memiliki anak. Jadi jangan heran kalau di depan kamar cewe ada sendal cowo atau sebaliknya..hihihi
Oia, ngomongin tentang disiplin di singapura.. disiplin sendiri memang telah ditanamkan sejak kecil, murid-murid sd yang jam masuk sekolah pukul 8 pagi, jam 6 pagi dia sudah standby di kelas. Mereka rela bangun pukul 4:30 dan berangkat sepagi mungkin agar tidak terlambat, padahal sekolahnya sendiri hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai kesana.
Sepertinya ga akan ada habis-habisnya klo ngomongin singapura yang mempunyai banyak pesona, mulai dari kebersihannya hingga bisa menyulap pulau bekas tahanan menjadi sebuah pulau yang berpasir putih impor nan indah bernama Sentosa. Dan akhirnya gw cuma bisa bilang, sejelek apapun Indonesia gw tetap cinta.. It's recommended book guys! Beliiiii.. :)
No comments:
Post a Comment